Lampung Tengah – Petani jagung di Kabupaten Lampung Tengah mendapatkan berkah panen saat kemarau panjang melanda.
Dengan manfaatkan metode Mulsa Tanpa Olah Tanah (MTOT), petani di Kampung Putra Buyut, Kecamatan Gunungsugih, Kabupaten Lampung Tengah, hasilkan produksi jagung yang sangat melimpah.
Farid Rizki (25) selaku petani mengatakan, hasil panennya selama musim kemarau ini, menghasilkan jagung 16,8 ton per hektar.
Sedangkan perbandingan hasil panen jagungnya dengan metode biasa ( konfesional )menghasilkan 9.92 ton per hektar.
Hasil itu didapat dari perhitungan ubinan yang dilakukannya.
“Sudah 3 tahun saya bertani menggunakan metode MTOT, termasuk saat musim kemarau panjang saat ini,” katanya.
Selain itu ia juga tidak mengeluarkan uang lagi untuk menyewa traktor saat musim tanam, “ saya selama tiga tahun ini tidak perlu membajak tanah jadi tidak mengeluarkan uang untuk mengolah tanah”.
Dirinya mengaku, selama 100 hari masa tanam sejak Juli lalu, dia jarang melakukan pengairan pada tanamannya.
“Pemberian air jarang karena kemarau, tapi karena pangkal tanaman jagung terlindung mulsa alami, dan setelah disiram kelembapan terjaga,” sambungnya.
Bahkan hanya menggunakan 10 kg pupuk kimia sampai panen.
Dia menyebut, nutrisi jagung didapat dari mulsa campuran bahan jerami, batang jagung, dan ranting pohon.
“Keunggulan metode ini selain tidak melakukan bajak tanah, mulsa dari bahan organik punya banyak manfaat,” ucapnya.
Dia mengaku, biaya produksi yang dikeluarkan lebih rendah dibanding metode yang biasa digunakan.
Karena saat budidaya tanaman jagung juga tidak ada penyiangan, penyemprotan, atau proses pembersihan tanaman liar pengganggu.
“Rata-rata petani Putra Buyut menerapkan metode ini untuk palawija dan padi sawah, serta sayuran.” tutupnya.
Dengan kondisi itu, Farid menganggapnya sebuah kesempatan untuk meningkatkan produksi palawija.
Sebab, dimusim kemarau, daya beli dan harga jual hasil panen cukup tinggi, termasuk jagung.
“Harga jagung basah per kilogramnya Rp 4,5 ribu, bahkan kata agen bisa naik lagi,” katanya.
“Semoga hasil panen petani di Lampung Tengah tetap optimal dan harga jualnya menguntungkan petani,” tandasnya.