Jakarta: Majelis Diskusi Mahasiswa Jakarta Mengadakan Diskusi Virtual Bertajuk “Meneguhkan Moderatisme Pencegahan Radikalisme Dan Terorisme Dikalangan Pemuda”, Senin, 23 Agustus 2021.
Diskusi virtual ini dilaksanakan melalui platform zoom dengan menghadirkan Narasumber Sahabat Kaula Fahmi, S.S,M. Hum sebagai ketua Lembaga Dakwah PCI NU Tiongkok. Acara dimulai pukul 14.00 WIB dipandu oleh moderator Eka Mita Lestari serta diikuti puluhan partisipan yang berasal dari berbagai kalangan.
Acara diawali penyampaian Prolog tentang Radikalisme dan terorisme oleh Moderator,” radikalisme dan terorisme adalah dua hal yang masih menjadi kekhwatiran kita dikerenakan bisa mengancam keselamatan bangsa dan negara.melihat problematika ini tentunya menjadi tantangan berat bagi bangsa Indonesia terutama oleh kaum muda dimana mereka menjadi garda terdepan dalam mengatasi peningkatan paham radikalisme yang tidak hanya mengancam eksistensi pancasila tetapi juga keutuhan NKRI“, Ucap eka Mita.
Kemudian dilanjut penyampaian oleh Narasumber sahabat Kaula Fahmi, “Ditengah situasi pandemi paham radikalisme dan terorisme dapat mempengaruhi siapa saja seperti ( anak muda, keluarga, tokoh agama, sosial dan sebagainya) Melalui gerakan islamisasi.” Ucapnya.
Selain itu Fahmi juga mengatakan, “Gerakan islamisasi yang digunakan kelompokn radikal adalah gerakan yang secara formalitas syariat islam melalui instrumen negara akan tetapi jauh dari nilai-nilai keislaman”. Tambahnya.
Sahabat Kaula Fahmi juga mengajak seluruh pemuda untuk menangkal terorisme dan radikalisme melalui gerakan moderasi beragama.
“Mari melakukan deradikalisme sebagai upaya untuk mengajak orang yang memiliki faham radikal kekerasan ke jalan non kekerasan. Dan sebagai anak muda harus memiliki jiwa moderat , dimana dalam hal bergama moderasi merupakan sebuah konsep tentang agama yang bertoleransi, antikekerasan dan moderat.” tegasnya.
Sebagai generasi mudamaka harus saling menjaga dan bergotong royong serta beradaptasi didalam negara yang kaya akan perbedaan sehingga dapat menjadi islam yang damai juga islam yang rahmatan lil alamin”. Tutup FahmiJakarta: Majelis Diskusi Mahasiswa Jakarta Mengadakan Diskusi Virtual Bertajuk “Meneguhkan Moderatisme Pencegahan Radikalisme Dan Terorisme Dikalangan Pemuda”, Senin, 23 Agustus 2021.
Diskusi virtual ini dilaksanakan melalui platform zoom dengan menghadirkan Narasumber Sahabat Kaula Fahmi, S.S,M. Hum sebagai ketua Lembaga Dakwah PCI NU Tiongkok. Acara dimulai pukul 14.00 WIB dipandu oleh moderator Eka Mita Lestari serta diikuti puluhan partisipan yang berasal dari berbagai kalangan.
Acara diawali penyampaian Prolog tentang Radikalisme dan terorisme oleh Moderator,” radikalisme dan terorisme adalah dua hal yang masih menjadi kekhwatiran kita dikerenakan bisa mengancam keselamatan bangsa dan negara.melihat problematika ini tentunya menjadi tantangan berat bagi bangsa Indonesia terutama oleh kaum muda dimana mereka menjadi garda terdepan dalam mengatasi peningkatan paham radikalisme yang tidak hanya mengancam eksistensi pancasila tetapi juga keutuhan NKRI“, Ucap eka Mita.
Kemudian dilanjut penyampaian oleh Narasumber sahabat Kaula Fahmi, “Ditengah situasi pandemi paham radikalisme dan terorisme dapat mempengaruhi siapa saja seperti ( anak muda, keluarga, tokoh agama, sosial dan sebagainya) Melalui gerakan islamisasi.” Ucapnya.
Selain itu Fahmi juga mengatakan, “Gerakan islamisasi yang digunakan kelompokn radikal adalah gerakan yang secara formalitas syariat islam melalui instrumen negara akan tetapi jauh dari nilai-nilai keislaman”. Tambahnya.
Sahabat Kaula Fahmi juga mengajak seluruh pemuda untuk menangkal terorisme dan radikalisme melalui gerakan moderasi beragama.
“Mari melakukan deradikalisme sebagai upaya untuk mengajak orang yang memiliki faham radikal kekerasan ke jalan non kekerasan. Dan sebagai anak muda harus memiliki jiwa moderat , dimana dalam hal bergama moderasi merupakan sebuah konsep tentang agama yang bertoleransi, antikekerasan dan moderat.” tegasnya.
Sebagai generasi mudamaka harus saling menjaga dan bergotong royong serta beradaptasi didalam negara yang kaya akan perbedaan sehingga dapat menjadi islam yang damai juga islam yang rahmatan lil alamin”. Tutup Fahmi