Jakarta – Jaringan Muda Ketahanan Nasional menggelar diskusi vdengan tema melawan radikalisme dan toleransi (youth and cyber radicalism) pada kamis, 21 Mei 2021 secara Via Aplikasi Zoom dan dikuti oleh puluhan peserta dari kalangan pemuda. Dengan Narasumber Romzi Ahmad dari Directur of al shighor foundation .
Pemaparan pada sesi pertama Romzi Ahmad menyampaikan Bahwa banyak yang berubah saat kita terdampak virus covid-19 ini, segala aspek diharuskan untuk melakukan perubahan dan percepatan. Hadirnya teknologi digital merupakan solusi dari segala permasalahan hari ini. Peradaban selalu memberikan masalah namun peradaban juga akan memberikan solusi atas masalah tersebut, tuturnya.
Selanjutnya gus romzi menegaskan bahwa pemuda merupakan target empuk bagi kelompok radikalis karena beberapa alasan yaitu tidak memiliki identita, rasa memiliki dan dimiliki suatu bangsa, serta merasa tidak termasuk dalam kelompok masyarakat. Mereka mencari penerimaan social , mereka butuh pengakuan dimasyarakat maka kelompok radikal hadir untuk menawarkan kebutuhan tersebut.
Dalam pemaparannya romzi ahmad menjelaskan Kelompok radikal yang kita bahas yaitu radikal ultra conservative dan berfikir bahwa semua yang berasal dari luar merupakan sebuah ancaman. Hal tersebut yang menjadi alasan anak muda menjadi target mudah dan menguntungkan karena sangat efektif, murah, loyal dan memiliki semangat yang sangat luar biasa untuk melakukan perubahan.
Romzi mengajak seluruh pemuda untuk melawan radicalism dengan melakukan counter radicasilm dengan counterspeech di ruang digital yang bisa dibaca oleh segala kelompok.
Ruang digital sangat mudah dalam menyebarkan paham radikalsime, karena tanpa adanya kontak fisik paham-paham tersebut bias tertanaman pada pengguna, internet juga memberikan peluang menjadi radikal tanpa adanya guru. Tutupnya dalam sesi diskusi.Jakarta – Jaringan Muda Ketahanan Nasional menggelar diskusi vdengan tema melawan radikalisme dan toleransi (youth and cyber radicalism) pada kamis, 21 Mei 2021 secara Via Aplikasi Zoom dan dikuti oleh puluhan peserta dari kalangan pemuda. Dengan Narasumber Romzi Ahmad dari Directur of al shighor foundation .
Pemaparan pada sesi pertama Romzi Ahmad menyampaikan Bahwa banyak yang berubah saat kita terdampak virus covid-19 ini, segala aspek diharuskan untuk melakukan perubahan dan percepatan. Hadirnya teknologi digital merupakan solusi dari segala permasalahan hari ini. Peradaban selalu memberikan masalah namun peradaban juga akan memberikan solusi atas masalah tersebut, tuturnya.
Selanjutnya gus romzi menegaskan bahwa pemuda merupakan target empuk bagi kelompok radikalis karena beberapa alasan yaitu tidak memiliki identita, rasa memiliki dan dimiliki suatu bangsa, serta merasa tidak termasuk dalam kelompok masyarakat. Mereka mencari penerimaan social , mereka butuh pengakuan dimasyarakat maka kelompok radikal hadir untuk menawarkan kebutuhan tersebut.
Dalam pemaparannya romzi ahmad menjelaskan Kelompok radikal yang kita bahas yaitu radikal ultra conservative dan berfikir bahwa semua yang berasal dari luar merupakan sebuah ancaman. Hal tersebut yang menjadi alasan anak muda menjadi target mudah dan menguntungkan karena sangat efektif, murah, loyal dan memiliki semangat yang sangat luar biasa untuk melakukan perubahan.
Romzi mengajak seluruh pemuda untuk melawan radicalism dengan melakukan counter radicasilm dengan counterspeech di ruang digital yang bisa dibaca oleh segala kelompok.
Ruang digital sangat mudah dalam menyebarkan paham radikalsime, karena tanpa adanya kontak fisik paham-paham tersebut bias tertanaman pada pengguna, internet juga memberikan peluang menjadi radikal tanpa adanya guru. Tutupnya dalam sesi diskusi.