Jakarta: GOEBOK INDONESIA gelar Bincang Virtual bertajuk “Tolak Paham Radikalisme Dan Terorisme : Dukung Perpres No 07 Tahun 2021 Tentang Aksi Nasional Pencegahan Dan Penanggulangan Ekstrimisme Berbasis Kekerasan Dan Mengarah pada Terorisme Tahun 2020 – 2024”, (Senin/22/02/21) melalui Platform Zoom dan Live Youtube bersama Ken Setiawan pendiri NII Crisis Center.
Pada kesempatan tersebut Ken menyampaikan bahwa “banyak kedok atas nama agama yang pada ahirnya membawa kepentingan politik dan memasukkan paham-paham radikalisme dan ekstrimisme, selain itu dengan kedok tersebut mereka memprovokasi masyarakat sehingga munculah bibit-bibit intoleransi.”
Lebih lanjut Ken menegaskan bahwa, “Radikalisme merajalela karena terlalu dibiarkan dan terlalu ditolerasi oleh pemerintah. Sesungguhnya banyak organisasi-organisasi yang terpapar radikalisme, banyak organisasi yang menganut system khilafah hal tersebut dapat melahirkan bibit-bibit paham radikalisme. Namun demikian pemerintah tidak langsung bertindak karna mungkin saja mengedepankan demokrasi sehingga selama mereka belum melakukan kegiatan-kegiatan kriminal maka belum dapat ditindak.”
“Selain itu mereka tidak dapat kita cirikan dari segi tampilan karena sebenarnya kelompok radikal dan terorisme bukan hanya islam, namun secara sikap ada ciri-cirinya yaitu kerasnya sikap meraka dalam menanggapi pemerintah, mereka cenderung menjadi bunglon di masyarakat” ungkapnya.
Dengan begitu kita menunggu pemerintah dan penegak hukum untuk melakukan tindakan sesuai dengan perpres No.07 Tahun 2021 Tentang Aksi Nasional Pencegahan Dan Penanggulangan Ekstrimisme Berbasis Kekerasan Dan Mengarah pada Terorisme Tahun 2020 – 2024 dan kita medukung penuh proses penangan radikalisme dan terorisme, tutup Ken Setiawan
Senada dengan pemaparan Ken Setiawan, salah satu audiens M. Zaksih, mengatakan bahwa “hari ini banyak tempat ibadah yang dikuasai oleh kelompok radikal, seperti musola dan masjid yang dijadikan tempat untuk menyampaikan khotbah yang mengandung intoleran dan cenderung mengadu domba, seperti menyerang pemerintah (cenderung melawan pemerintahan yang sah) dan tidak memberikan ketentraman ditengah masyarakat.
Wln